Kamis, 13 Februari 2020

KALIMANTAN TENGAH



Sejarah


Menurut legenda suku Dayak yang berasal dari Panaturan Tetek Tatum yang ditulis oleh Tjilik Riwut mengisahkan orang pertama yang menempati bumi atau menginjakan kakinya di Kalimantan adalah Raja Bunu. Pada abad ke-14 Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit memerintah di Kerajaan Negara Dipa (Amuntai) yang berpusat di Candi Agung dengan wilayah mandalanya dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting dengan daerah-daerah yang disebut Sakai, yaitu daerah sungai Barito, Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit, Labuan Amas, Biaju Kecil (Kapuas-Murung), Biaju Besar (Kahayan), Sebangau, Mendawai, Katingan, Sampit dan Pembuang dengan kepala-kepala daerahnya masing-masing yang disebut Mantri Sakai (Kepala Distrik), sedangkan wilayah Kotawaringin pada masa itu merupakan kerajaan tersendiri.[6] Kerajaan Negara Dipa dilanjutkan oleh Kerajaan Negara Daha dengan raja pertamanya Miharaja Sari Babunangan Unro [miharaja= maharaja]. Raja tersebut telah mengantar salah seorang puteranya yang bernama Raden Sira Panji Kesuma alias Uria Gadung [Uria= Aria] untuk memegang kekuasaan wilayah Tanah Dusun [atau Barito Raya] yang berkedudukan di JAAR – SANGGARWASI.
Pada abad ke-16, Kalimantan Tengah masih termasuk dalam wilayah mandala Kesultanan Banjar, penerus Negara Daha yang telah memindahkan ibu kota ke hilir sungai Barito tepatnya di Banjarmasin, dengan wilayah mandalanya yang semakin meluas meliputi daerah-daerah dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru. Pada abad ke-16, berkuasalah Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan Nyai Siti Biang Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju. Tentara Biaju kerapkali dilibatkan dalam revolusi di istana Banjar, bahkan dengan aksi pemotongan kepala (ngayau) misalnya saudara muda Nyai Biang Lawai bernama Panglima Sorang yang diberi gelar Nanang Sarang membantu Raja Maruhum menumpas pemberontakan anak-anak Kiai Di Podok. Selain itu orang Biaju (sebutan Dayak pada zaman dulu) juga pernah membantu Pangeran Dipati Anom (ke-2) untuk merebut tahta dari Sultan Ri'ayatullah. Raja Maruhum menugaskan Dipati Ngganding untuk memerintah di negeri Kotawaringin. Dipati Ngganding digantikan oleh menantunya, yaitu Pangeran Dipati Anta-Kasuma putra Raja Maruhum sebagai raja Kotawaringin yang pertama dengan gelar Ratu Kota Waringin. Pangeran Dipati Anta-Kasuma adalah suami dari Andin Juluk binti Dipati Ngganding dan Nyai Tapu binti Mantri Kahayan. Di Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma menikahi wanita setempat dan memperoleh anak, yaitu Pangeran Amas dan Putri Lanting.[6] Pangeran Amas yang bergelar Ratu Amas inilah yang menjadi raja Kotawaringin, penggantinya berlanjut hingga Raja Kotawaringin sekarang, yaitu Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah. Kontrak pertama Kotawaringin dengan VOC-Belanda terjadi pada tahun 1637.[7] Menurut laporan Radermacher, pada tahun 1780 telah terdapat pemerintahan pribumi seperti Kyai Ingebai Suradi Raya kepala daerah Mendawai, Kyai Ingebai Sudi Ratu kepala daerah Sampit, Raden Jaya kepala daerah Pembuang dan kerajaan Kotawaringin dengan rajanya yang bergelar Ratu Kota Ringin[8]
Berdasarkan traktat 13 Agustus 1787Sultan Batu dari Banjarmasin menyerahkan daerah-daerah di Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada VOC, sedangkan Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa sepanjang daerah Kuin Utara, Martapura, Hulu Sungai sampai Distrik PattaiDistrik Sihoeng dan Mengkatip menjadi daerah protektorat VOC, Belanda. Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur, Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk Banjarmasin) kepada Hindia Belanda. CONTRACT MET DEN SULTAN VAN BANDJERMASIN 4 Mei 1826. / B 29 September 1826 No. 10, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda.[9][10]
Secara de facto wilayah pedalaman Kalimantan Tengah tunduk kepada Hindia Belanda semenjak Perjanjian Tumbang Anoi pada tahun 1894. Selanjutnya kepala-kepala daerah di Kalimantan Tengah berada di bawah Hindia Belanda.[11] Sekitar tahun 1850, daerah Tanah Dusun (Barito Raya) terbagi dalam beberapa daerah pemerintahan yaitu: Kiaij Martipatie, Moeroeng Sikamat, Dermawijaija, Kiaij Dermapatie, Ihanjah dan Mankatip.[12][13]
Sejak tahun 1845, Hindia Belanda membuat susunan pemerintahan untuk daerah zuid-ooster-afdeeling van Borneo [meliputi daerah sungai Kahayan, sungai Kapuas Murung, sungai Barito, sungai Negara serta Tanah Laut] selain Residen terdapat juga Rijksbestierder alias Kepala Pemerintahan Pangeran Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana. Di dalam hierarki pemerintahan tersebut terdapat nama kepala suku Dayak seperti Tumenggung Surapati dan Toemenggoeng Nicodemus Djaija Negara.[14]
Berdasarkan Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, daerah-daerah di wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling menurut Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.[15] Daerah-daerah di Kalteng tergolang sebagai negara dependen dan distrik dalam Kesultanan Banjar.[16]
Sebelum abad XIV, daerah Kalimantan Tengah termasuk daerah yang masih murni, belum ada pendatang dari daerah lain. Saat itu satu-satunya alat transportasi adalah perahu. Tahun 1350 Ker toajaan Hindu mulai memasuki daerah Kotawaringin. Tahun 1365, Kerajaan Hindu dapat dikuasai oleh Kerajaan Majapahit. Beberapa kepala suku diangkat menjadi Menteri Kerajaan.
Tahun 1520, pada waktu pantai di Kalimantan bagian selatan dikuasai oleh Kesultanan Demak, agama Islam mulai berkembang di Kotawaringin. Tahun 1615 Kesultanan Banjar mendirikan Kerajaan Kotawaringin, yang meliputi daerah pantai Kalimantan Tengah. Daerah-daerah tersebut ialah: Sampit, Mendawai, dan Pembuang. Sedangkan daerah-daerah lain tetap bebas secara otonom menjalankan hukum adat Dayak-Kaharingan, dipimpin langsung oleh para kepala suku, bahkan banyak dari antara mereka yang menarik diri masuk ke pedalaman. Di daerah Pematang Sawang Pulau Kupang, dekat Kapuas, Kota Bataguh pernah terjadi perang besar. Perempuan Dayak bernama Nyai Undang memegang peranan dalam peperangan itu. Nyai Undang didampingi oleh para satria gagah perkasa, di antaranya Tambun, Bungai, Andin Sindai, dan Tawala Rawa Raca. Di kemudian hari nama pahlawan gagah perkasa Tambun Bungai, menjadi nama Kodam XI Tambun Bungai, Kalimantan Tengah.
Tahun 1787, dengan adanya perjanjian antara Sultan Banjar dengan VOC, berakibat daerah Kalimantan Tengah, bahkan nyaris seluruh daerah, dikuasai VOC. Sekitar tahun 1835 misionaris Kristen mulai beraktivitas secara leluasa di selatan Kalimantan. Pada 26 Juni 1835, Barnstein, penginjil pertama Kalimantan tiba dan mulai menyebarkan agama Kristen di Banjarmasin. Pemerintah lokal Hindia Belanda malahan merintangi upaya-upaya misionaris[17] Pada tanggal 1 Mei 1859 pemerintah Hindia Belanda membuka pelabuhan di Sampit.[18]
Tahun 1917, Pemerintah Penjajah mulai mengangkat masyarakat setempat untuk dijadikan petugas-petugas pemerintahannya, dengan pengawasan langsung oleh para penjajah sendiri. Sejak abad XIX, penjajah mulai mengadakan ekspedisi masuk pedalaman Kalimantan dengan maksud untuk memperkuat kedudukan mereka. Namun penduduk pribumi, tidak begitu saja mudah dipengaruhi dan dikuasai. Perlawanan kepada para penjajah mereka lakukan hingga abad XX. Perlawanan secara frontal, berakhir tahun 1905, setelah Sultan Mohamad Seman gugur sebagai kusuma bangsa di Sungai Menawing dan dimakamkan di Puruk Cahu.
Tahun 1835, Agama Kristen Protestan mulai masuk ke pedalaman. Hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945, para penjajah tidak mampu menguasai Kalimantan secara menyeluruh. Penduduk asli tetap bertahan dan mengadakan perlawanan. Pada Agustus 1935 terjadi pertempuran antara suku Dayak Punan yaitu Oot Marikit dengan kaum penjajah. Pertempuran diakhiri dengan perdamaian di Sampit antara Oot Marikit dengan menantunya Pangenan atau Panganon dengan Pemerintah Belanda.
Orang-orang Portugis dari Makau sudah berdagang ketika VOC-Belanda tiba di Banjarmasin pada tahun 1679 dengan maksud mengamankan perdagangan itu dan mengusir pedagang negara Makao dari pasar itu. Ambisi para pedagang negara Portugis yang terlibat dalam pasar ini lebih besar daripada yang dibayangkan oleh VOC-Belanda. Kompeni mengetahui bahwa karena perebutan kekuasaan internal, Sultan Dipati Anom (Raden Kasuma Lelana) ditantang oleh kedua keponakannya, dua putra Sultan Ratu Anom (Sultan Saidullah 1, Raden Kasuma Alam), yakni Suria Angsa dan Suria Negara, dan bantuan Portugis tersebut telah didaftar sebagai pemberontak melawan Sultan Dipati Anom (Pangeran Suria Nata 2, Raden Kasuma Lelana). Portugis dari Macao memulai upaya pertama mereka untuk memonopoli produksi lada Banjarmasin. Kebijakan intervensi Portugis dan mendukung penggulingan Sultan Dipati Anom akhirnya berhasil dengan Suria Angsa menjadi Sultan dan Portugis memperoleh hak-hak komersial. Hak-hak komersial ini tidak sama dengan monopoli tetapi cukup mengecewakan VOC-Belanda, yang sudah tidak senang dengan kerusuhan politik Banjarmasin yang tak berkesudahan, bahwa Perusahaan (Kompeni) berhenti berdagang di Banjarmasin pada tahun 1681; VOC-Belanda yakin bahwa dapat mengamankan stok lada tambahan dari peningkatan produksi lada di Palembang dan Banten.[19] Pada masa kekuasaan Sultan Saidillah sekitar tahun 1685, Portugis mengirim seorang pastur bernama Ventigmilia.[20] Jenderal Macau seperti Andrea Coelo Viera, Aloysius Francesco Cottigno, maupun Kapten Kapal Emmanuelle Araugio Graces, sama-sama ingin menjadi sponsor perjalanan pastor Antonio Ventimiglia ke tanah Borneo. Penjelajahannya dimulai per tanggal 16 Januari 1688 dari Macau. Pada tanggal 2 Februari 1688, Antonio Ventimiglia tiba di Banjarmasin dengan kapal Potugis (sekutu Sultan Suria Angsa), untuk mengembangkan agama Katolik di udik negeri Banjar di sepanjang sungai Barito dan akhirnya ia meninggal di udik pada tahun 1691.[21][22] Menurut Hermogenes Ugang, pada abad ke 17, seorang misionaris Roma Katholik bernama Antonio Ventimiglia pernah datang ke Banjarmasin. Dengan perjuangan gigih dan ketekunannya hilir-mudik mengarungi sungai besar di Kalimantan dengan perahu yang telah dilengkapi altar untuk mengurbankan Misa, ia berhasil membaptiskan tiga ribu orang Ngaju menjadi Katholik. Pekerjaan dia dipusatkan di daerah hulu Kapuas (Manusup) dan pengaruh pekerjaan dia terasa sampai ke daerah Bukit. Namun, atas perintah Sultan Banjarmasin, Pastor Antonius Ventimiglia kemudian dibunuh. Alasan pembunuhan adalah karena Pastor Ventimiglia sangat mengasihi orang Ngaju, sementara saat itu orang-orang Ngaju mempunyai hubungan yang kurang baik dengan Sultan Surya Alam/Tahliluulah, karena orang Biaju (Ngaju) pendukung Gusti Ranuwijaya penguasa Tanah Dusun-saingannya Sultan Surya Alam/Tahlilullah dalam perdagangan lada.[23] Dengan terbunuhnya Pastor Ventimiglia maka beribu-ribu umat Katholik orang Ngaju yang telah dibaptiskannya, kembali kepada iman asli milik leluhur mereka. Yang tertinggal hanyalah tanda-tanda salib yang pernah dikenalkan oleh Pastor Ventimiglia kepada mereka. Namun tanda salib tersebut telah kehilangan arti yang sebenarnya. Tanda salib hanya menjadi benda fetis (jimat) yang berkhasiat magis sebagai penolak bala yang hingga saat ini terkenal dengan sebutan lapak lampinak dalam bahasa Dayak atau cacak burung dalam bahasa Banjar.
Pada masa penjajahan, suku Dayak di daerah Kalimantan Tengah, sekalipun telah bersosialisasi dengan pendatang, namun tetap berada dalam lingkungannya sendiri. Tahun 1919, generasi muda Dayak yang telah mengenyam pendidikan formal, mengusahakan kemajuan bagi masyarakat sukunya dengan mendirikan Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, yang dipelopori oleh Hausman Babu, M. Lampe, Philips Sinar, Haji Abdulgani, Sian, Lui Kamis, Tamanggung Tundan, dan masih banyak lainnya. Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, bergerak aktif hingga tahun 1926. Sejak saat itu, Suku Dayak menjadi lebih mengenal keadaan zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928, kedua organisasi tersebut dilebur menjadi Pakat Dayak, yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Mereka yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut ialah Hausman Babu, Anton Samat, Loei Kamis. Kemudian dilanjutkan oleh Mahir Mahar, C. Luran, H. Nyangkal, Oto Ibrahim, Philips Sinar, E.S. Handuran, Amir Hasan, Christian Nyunting, Tjilik Riwut, dan masih banyak lainnya. Pakat Dayak meneruskan perjuangan, hingga bubarnya pemerintahan Belanda di Indonesia.
Tahun 1945, Persatuan Dayak yang berpusat di Pontianak, kemudian mempunyai cabang di seluruh Kalimantan, dipelopori oleh Johanes Chrisostomus Oevaang OerayF.C. Palaunsuka, A. Djaelani, T. Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959, Persatuan Dayak bubar, kemudian bergabung dengan PNI dan Partindo. Akhirnya Partindo Kalimantan Barat meleburkan diri menjadi IPKI. Di daerah Kalimantan Timur berdiri Persukai atau Persatuan Suku Kalimantan Indonesia di bawah pimpinan Kamuk Tupak, W. Bungai, Muchtar, R. Magat, dan masih banyak lainnya.

Letak Geografis Kalteng

Kalteng secara umum, Propinsi Kalimantan Tengah dengan Ibukotanya Palangka Raya terletak antara 0,45 derajat Lintang Utara, 3,30 derajat Lintang Selatan dan 111 derajat Bujur Timur. Posisi Propinsi Kalimantan Tengah berada di antara beberapa propinsi tetangga, dengan batas-batas wilayah Kalteng sebagai berikut:
• Sebelah Utara Kalteng berbatasan langsung dengan sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Timur.
• Sebelah Timur Kalteng berbatasan dengan sebagian Kalimantan Timur dan Sebagian Kalimantan Selatan.
• Sebelah Selatan Propinsi Kalteng berbatasan dengan Laut Jawa.
• Sebelah Barat Kalteng berbatasan dengan Kalimantan Barat.
 

PEMERINTAHAN



NoFotoGubernurMulai jabatanAkhir jabatanMasaKet.Wakil Gubernur
1
RTA Milono.jpgR.T.A. Milono
1 Januari 1957
30 Juni 1958
1
[ket. 1]
2
Tjilik Riwut.jpgTjilik Riwut
30 Juni 1958
17 Februari 1967
2
[ket. 2]
Reinout Sylvanus
(1961—67)
3
Reinout, Gubenur Kalimantan Tengah.JPGReinout Sylvanus
17 Februari 1967
3 Oktober 1978
4
WA Gara.jpgWilly Ananias Gara
3 Oktober 1978
7 Oktober 1983
4
 
Eddy Sabara, Pj. Gubernur Kalimantan Tengah.JPGEddy Sabara
7 Oktober 1983
23 Januari 1984
5
Gatot Amrih, Gubernur Kalimantan Tengah.JPGGatot Amrih
23 Januari 1984
21 Januari 1989
5
 
Victor Phaing
(1986–91)
6
Suparmanto.jpgSuparmanto
21 Januari 1989
22 Januari 1993
6
 
H. J. Andries
(1991–96)
7
Warsito.jpgWarsito Rasman
17 Juli 1994
Juli 1999
7
 
E. Gerson
(1996–99)
Rapiudin1.jpgRappiudin Hamarung
(Penjabat)
Juli 1999
8 Maret 2000
Siswanto Adi
8
Asmawi Agani, Gubernur Kalimantan Tengah.JPGAsmawi Agani
8 Maret 2000
23 Maret 2005
8
[31]
Nahson Taway
Sodjuangan-situmorang-060809.jpgSodjuangan Situmorang
(Penjabat)
23 Maret 2005
4 Agustus 2005
9
Agustin-teras-narang.jpgAgustin Teras Narang
4 Agustus 2005
3 Agustus 2010
9
(2005)
Achmad Diran
4 Agustus 2010
4 Agustus 2015
10
(2010)
Hadi Prabowo
(Penjabat)
5 Agustus 2015
25 Mei 2016
10
Sugianto Sabran.jpgSugianto Sabran
25 Mei 2016
Petahana
11
(2016)
Said Ismail


Ekonomi kalteng
  • Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan III-2019 yang diukur berdasarkan Produk Dometik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp37.476,6 miliar dan atas dasar konstan 2010 mencapai Rp25.246,7 miliar.
  • Ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III-2019 terhadap triwulan III-2018 (y-on-y) tumbuh 5,31 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh 9,53 persen, diikuti Kategori Jasa Pendidikan yang tumbuh 9,07 persen dan Jasa Keuangan sebesar 8,80 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 7,38 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh sebesar 5,77 persen dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 3,71 persen.
  • Ekonomi Kalimantan Tengah triwulan III-2019 terhadap triwulan II-2019 (q-to-q) tumbuh 1,66 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Kategori Industri Pengolahan yang tumbuh 10,38 persen, sedangkan Kategori Pertambangan dan Penggalian mengalami kontraksi. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang tumbuh 6,24 persen, sedangkan Komponen Ekspor mengalami kontraksi.
  • Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah sampai dengan triwulan III-2019 (c-to-c) tumbuh 6,32 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Kategori Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh 9,00 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan didorong oleh semua komponen. Pertumbuhan tertinggi dicapai Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh 8,39 persen.
  • Struktur ekonomi Kalimantan secara spasial pada triwulan III-2019 masih didominasi oleh Provinsi Kalimantan Timur sebesar 50,13 persen. Provinsi Kalimantan Tengah berada di urutan keempat dengan kontribusi sebesar 11,43 persen.

    Potensi wisata

    Taman Nasional Sebangau
    Taman nasional ini merupakan salah satu hutan rawa gambut yang masih tersisa di Pulau Kalimantan. Hutan ini juga dikenal dengan ekosistem khusus air hitam, yang berasal dari bahan-bahan organik yang membusuk di kawasan rawa gambut. Taman Nasional Sebangau mempunyai luas sekitar 568.700 hektar dan menjadi rumah bagi sekitar 6.000 orangutan. Selain orangutan, taman nasional ini juga menjadi habitat 25 jenis mamalia, 116 jenis burung borneo, 36 jenis ikan, dan sekitar 166 jenis tumbuhan.

    Sungai Kahayan
    Sebagai salah satu sungai terpanjang di Pulau Kalimantan, Sungai Kahayan mempunyai bentuk yang cukup unik karena mirip teluk yang menjulur ke dalam. Sungai ini mempunyai luas 81.648 km persegi, dan menawarkan pemandangan yang menawan. Berkunjung ke sini, Sobat Pesona bisa melakukan susur sungai dengan perahu dan bisa melihat langsung kehidupan Suku Dayak di tepi Sungai Kahayan.

    Danau Tahai
    Danau ini terletak di Desa Tahai, Kecamatan Bukit Batu yang menyajikan pemandangan danau kecil dikelilingi oleh hutan gambut. Keistimewaan kawasan wisata ini adalah adanya jembatan-jembatan kayu yang dibuat mengelilingi area hutan.
    Sobat Pesona bisa menikmati keindahan danau dan hutan tanpa terendam air gambut. Selain itu, keunikan danau ini adalah airnya yang berwarna merah, yang berasal dari akar-akar pohon di lahan gambut. Di sekitar danau, Sobat Pesona juga bisa melihat rumah lanting atau rumah terapung penduduk setempat.

    Pantai Ujung Pandaran
    Pantai ini termasuk jenis pantai yang landai, dan berbatasan langsung dengan Laut Jawa. Pantai Ujung Pandaran mempunyai hamparan pasir putih, dengan butiran yang sangat halus. Sepanjang garis pantai juga terdapat rerimbunan pohon, yang menambah kecantikan lanskap Pantai Ujung Pandaran. Pantai yang terletak di Desa Ujung Pandaran, Kabupaten Kotawaringin Timur ini merupakan tempat wisata yang menarik bagi Sobat Pesona yang ingin melepas penat dari kehidupan sehari-hari.

    Tanjung Keluang
    Tanjung Keluang merupakan sebuah semenanjung yang terletak di ujung Pantai Kubu Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Tempat ini terbentuk dari hamparan pasir putih bersih dengan laut yang tenang sehingga sangat cocok untuk berenang atau bersantai dari kesibukan sehari-hari. Menuju Tanjung Keluang yang terletak di Desa Kubu, Kumai, Kotawaringin Barat ini harus menuju Pantai Kubu terlebih dahulu, baru kemudian menyeberang dengan klotok wisata dalam waktu 30 menit.

    Rumah Pangeran Adipati Mangkubumi

    1. Lokasi :
    Desa Raja, Kota Pangkalan Bun, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat.
    2. Gambaran Umum :
    Rumah Pangeran Adipati Mangkubumi tradisional ini terdiri dari 5 bangunan yaitu; bangunan induk berukuran 21 x 23 meter, bangunan penerima tamu (semacam pendopo) berukuran 7 x 13 meter, bangunan tempat tinggal pembantu/pelayan berukuran 8 x 6,5 meter, bangunan depan berukuran 10 x 15 meter, dan bangunan dapur serta gudang berukuran 9×5 meter. Denah bangunan berupa empat persegi panjang berukuran 25,70 x 20,75 meter, dengan panjang bangunan keseluruhan 95,67 meter, tinggi bangunan utama 8,20 meter, bentuknya berkolong (panggung) ± 1,40 meter dari permukaan tanah, dan disangga oleh tiang-tiang utama sebanyak 30 buah tiang berbentuk bulat, dan 14 buah tiang berbentuk segi empat yang langsung ditancapkan ke tanah. Bangunan bekas Rumah Pangeran Adipati Mangkubumi ini tidak terdapat hiasan (polos). Satu-satunya hiasan berupa ukiran berbentuk suluran berada di bagian pintu. Ukiran ini dipahat pada pinggiran pintu, dicat warna kuning keemasan, merah, dan hijau.
    Rumah Pangeran Mangkubumi
    3. Latar Sejarah  :
    Rumah Pangeran Adipati Mangkubumi ini diperkirakan dibangun pada tahun 1850, merupakan rumah pribadi warisan Ratu Kuning (Ratu Adipati Mangkubumi I) yang berasal dari warisan orang tuanya yaitu Pangeran Ratu Anum Kesumayuda. Rumah ini bukan rumah pejabat kerajaan, melainkan rumah tempat tinggal pribadi yang dimiliki dan ditempati oleh Pangeran Adipati Mangkubumi Kerajaan Kotawaringin. Pangeran Adipati Mangkubumi adalah mantu dari Pangeran Ratu Anum Kesumayuda yang merupakan sultan ke-XI dari Kerajaan Kotawaringin (1865-1904). Pada masa revolusi, rumah ini digunakan sebagai tempat persembunyian pejuang ekspedisi I dari tahun 1946-1949 yang terutama berasal dari pejuang luar daerah yang akan melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan melalui rumah-rumah penduduk.
    1. Taman Nasional Tanjung Puting

    Taman Nasional Tanjung Puting terletak di semenanjung barat daya tepatnya di Kecamatan Kumai, Kabupaten, Provinsi Kalimantan Tengah. Pada tahun 1936, daerah ini adalah cagar alam dan suaka margasatwa, kemudian ditetapkan sebagai taman nasional pada tahun 1984.
    Tanjung Puting Taman Nasional di ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut memiliki beberapa jenis ekosistem hutan hujan tropis, dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan bakau, hutan pantai, dan hutan sekunder. Taman nasional ini juga rumah bagi spesies yang dilindungi endemik orangutan, bekantan, monyet merah, beruang, rusa, dan kucing liar.
    Taman Nasional Tanjung Puting adalah pusat rehabilitasi orang utan pertama di Indonesia. Ada beberapa tempat yang dapat Anda kunjungi termasuk Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Lakey, Natai Lengkuas, Danau Burung dan Sungai Buluh. Untuk melihat seluruh area Taman Nasional Tanjung Puting, kunjungi pada bulan Juni-September setiap tahun.
    Luas total Taman Nasional Tanjung Puting adalah 415,040 ha Tanjung Puting Wildlife Reserve merupakan daerah 300,040 ha, seluas 90.000 ha hutan produksi, dan perairan seluas 25.000 ha.


    2. Taman Kumkum
    Kumkum Park adalah objek wisata yang terletak dekat kota Palangkaraya - + 5 km dari pusat kota. Itulah sebabnya pariwisata menjadi salah satu tempat yang paling dikunjungi di hari biasamaupun di musim liburan. Kumkum Park tidak jauh dari jembatan Kahayan (iconnya Palangkaraya), di atas Serv.
    Kumkum Taman bisa disebut kebun binatang kecil, karena ada beberapa hewan yang buaya, beruang, burung enggang dan monyet. Ada home theater sebagai tempat untuk menikmati aliran air KAS harga sewa Rp. 10.000 / jam pada hari kerja dan Rp. 20.000 / jam pada hari Minggu atau hari libur (wifi gratis).
    Kami juga dapat memesan makanan atau minuman dari warung terdekat sambil menikmati live music dari Flexholic panggung yang terletak di jantung lokasi kumkum. Kumkum Park buka dari pukul 08:00 17:30 CET dengan harga tiket Rp. 2.500 / orang.


    3.  Bukit Raya
    Bukit Raya Taman Nasional merupakan kawasan konservasi yang terletak di perbatasan antara Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Daerah ini memiliki peran penting dalam fungsi hidrologis hutan dan Bukit Raya merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan tropis pegunungan.

    Mencatat 817 spesies tanaman, yang ada tanaman untuk obat-obatan, kerajinan, bahan bangunan, konsumsi, dan berbagai jenis anggrek hutan, dan bunga dari tanaman parasit yang terbesar / dunia bunga bangkai. Bukit Raya juga merupakan tempat penelitian baik dari dalam dan luar negeri.

    Bukit Raya merupakan gabungan dari Bukit Baka Nature Reserve di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, pengaturan bahkan daerah ini mengalami banyak perubahan. Beberapa tempat menarik untuk dikunjungi adalah karpet SII Jeram (River Ella), Climbing (G. Puncak Bukit Raya dan Puncak Bukit Raya), dan Hot Air Sepan POI (Desa Batu Panahan).


    Something to do:

    1.Petualangan Amazon ala Kalimantan Tengah di Taman Nasional Tanjung Puting, Pangkalan Bun

    Pernah menonton film Anaconda (1997) dan tertarik untuk menyusuri sungai di pedalaman hutan? Tidak perlu jauh-jauh ke Amazon, di Indonesia ada! Paket tur di Taman Nasional Tanjung Puting memungkinkan kamu untuk mengunjungi lokasi rehabilitasi orang utan di Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Pondok Ambung, dan Camp Leakey; sambil menjelajah Sungai Sekonyer.


    Selama 3 hari 2 malam, kamu tinggal di perahu kelotok – perahu tradisional Kalimantan – yang memiliki kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang makan, dan viewing deck. Pemandu akan berbagi pengetahuan tentang kehidupan orang utan dan habitatnya di Taman Nasional Tanjung Puting. Sepanjang perjalanan, kamu bisa melihat bekantan, kera berwarna kuning cokelat kemerah-merahan dan berwarna panjang yang punya hidung besar yang khas; dan tentu saja beragam spesies hewan unik lainnya.


    Di beberapa titik, kamu diperbolehkan turun dan berjalan-jalan di dalam hutan, lalu berinteraksi langsung dengan orang utan. Menjajaki pengalaman di daerah tanpa sinyal handphone ini pasti akan membuatmu lebih menghargai alam.

    Lokasi: Teluk Pulai, Kabupaten Kotawaringin Barat
    Biaya: Mulai dari 1,900,000 per orang untuk paket tur 3 hari 2 malam (termasuk penjemputan di bandara Pangkalan Bun, konsumsi dan akomodasi di kapal, dan donasi)

    2.Menyusuri Jembatan Terpanjang di Kalimantan Tengah: Jembatan Kahayan, Palangka Raya


    Menjelajah Palangka Raya bisa dimulai dari Jembatan Kahayan yang berjarak sekitar 14 km dari Bandar Udara Tjilik Riwut. Jembatan yang membentang di atas Sungai Kahayan ini punya panjang 640 meter dan lebar 9 meter. Melewati jembatan ini, kamu bisa melihat kehidupan masyarakat asli Kalimantan Tengah yang masih sangat tergantung dengan keberadaan sungai.


    Setelah bolak-balik Jembatan Kahayan, jangan lupa mampir ke tempat wisata yang terletak persis di samping jembatan, yaitu Taman Pasuk Kameluh. Taman kota ini menjadi salah satu tempat terbaik untuk menanti matahari terbenam, tentunya dengan pemandangan Jembatan Kahayan yang megah.


    Selain terdapat masjid mewah dengan kubah kerucut, di Taman Pasuk Kameluh juga terdapat Tugu Soekarno. Tugu ini menjadi penanda bahwa sejak tahun 1957, Soekarno sudah mempertimbangkan Palangka Raya sebagai alternatif ibu kota Indonesia.

    Lokasi: Jl. S. Parman, Langkai, Pahandut, Kota Palangka Raya
    HTM: Membayar parkir

    3.Aktivitas Jelajah Alam yang Mengasyikkan di Jurung Tiga Nature Park, Pangkalan Bun


    Salah satu hiburan bagi masyarakat Pangkalan Bun dan sekitarnya adalah Hutan Desa Pasir Panjang. Bekerjasama dengan warga desa setempat, baru-baru ini instansi swasta mengelola hutan tersebut menjadi atraksi wisata Jurung Tiga Nature Park. Pengelola membangun tempat ini dengan berbagai fasilitas seperti lahan berkemah, rumah pohon, dan jalur trekking. Pengelola juga menyediakan sepeda dan ATV untuk pengunjung berkeliling.


    Jurung Tiga Nature Park ini baru dibuka akhir tahun lalu, tapi sudah ramai oleh pengunjung. Sebagian memanfaatkan anjungan-anjungan yang instagrammable untuk sesi foto prewedding. Di masa depan, pengelola berharap destinasi ini dapat menjadi wisata edukasi untuk konservasi lingkungan.

    Lokasi: Batu Belaman, Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat
    Harga Tiket Masuk: 10,000 IDR per orang (belum termasuk fasilitas lain seperti sepeda, ATV, dan sebagainya)

    Something to buy:

    1.Kelezatan Tahu Bakso Ijjo yang Digilai Banyak Wisatawan

    Tahu Bakso Ijjo

    Satu lagi cemilan khas Palangkaraya yang terkenal akan kelezatannya adalah Tahu Bakso Ijjo. Jenis makanan ringan ini banyak direkomendasikan wisatawan untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. Tahu Bakso Ijjo sebenarnya merupakan nama sebuah warung bakso di Palangkaraya. Namun, produk seperti tahu bakso dan lumpianya terkenal enak. Maka dari itulah, banyak wisatawan yang akan menyempatkan diri untuk membeli tahu bakso di sini. Tahu Bakso Ijjo terdiri dari 2 varian, yaitu sapi dan ayam. Untuk mendapatkan 1 kota berisi 10 potong tahu bakso, kalian bisa mengeluarkan uang sekitar Rp 30.000-an. Bagi kalian yang ingin membawanya sebagai oleh-oleh, mintalah yang masih dalam kondisi mentah.

    2.Gurihnya Keripik Ikan Seluang Saat Gigitan Pertama

    Ikan Seluang

    Camilan khas Palangkaraya yang cukup banyak digemari para turis adalah Keripik Ikan Seluang. Ikan Seluang sendiri merupakan hasil dari kekayaan potensi budidaya ikan air tawar di Kalimantan Tengah. Berbagai macam olahan makanan di Palangkaraya pun banyak menggunakan ikan seluang. Bentuk ikannya yang kecil namun cukup berdaging membuat ikan ini memiliki citarasa khasnya yang tersendiri. Ikan seluang biasanya diolah dengan cara digoreng lalu dinikmati bersama colekan sambal. Saat ini, sudah banyak penjual yang memproduksi Keripik Ikan Saluang untuk dijadikan sebagai oleh-oleh makanan ringan khas Kalimantan Tengah. Daya tahannya pun terbilang awet, sehingga aman dibawa saat perjalanan pulang dari Palangkaraya.

    3.Wadi Ikan, Menikmati Santapan Ikan dengan Cara Berbeda

    Wadi Ikan

    Wadi merupakan nama dari sebuah proses pengawetan ikan dengan cara difermentasikan. Wadi Ikan terkenal sebagai salah satu kuliner khas dari provinsi Kalimantan Tengah. Jenis ikan yang biasanya digunakan untuk Wadi adalah ikan patin, ikan papuyu, ikan gabus, ikan seluang, dan ikan sepat. Bahan-bahan dasar dalam proses Wadi adalah garam dan beras yang disangrai. Untuk melakukan Wadi, waktu yang dibutuhkan memakan lebih dari seminggu. Dengan begitu, Wadi Ikan dapat bertahan hingga satu tahun lamanya. Soal rasa bisa terbilang unik dan berbeda. Campuran rasa asin, gurih, asam akan bercampur menjadi satu. Selain itu aromanya yang kuat menjadi kesan unik tersendiri dalam mencoba Wadi Ikan. Bagi kalian yang tertarik untuk menjadikan Wadi Ikan sebagai oleh-oleh, kalian bisa membelinya di berbagai sentral buah tangan, atau toko oleh-oleh khas Sampit Kalimantan Tengah.

    Something to see:

    1.Bukit Tangkiling

    Destinasi tempat wisata di Palangkaraya

    Bukit Tangkiling merupakan salah satu destinasi wisata di Palangka Raya yang menarik untuk disambangi selanjutnya. Dipuncak bukit setinggi 500 meter ini, Toppers bisa berziarah ke biara pertapaan atau Bukit Doa Karmet serta Pura Kaharingan dan Pura Sali Paseban yang berdiri harmonis berdamping-dampingan.

    Selain itu, Toppers juga bisa melakukan trekking menjelajahi keindahaan alam di tempat wisata Palangkaraya satu ini. Hijau dan rimbunnya pepohonan tentu mampu memberikan atmosfer yang menyegarkan.

    2.Danau Tahai

    Destinasi tempat wisata di Palangkaraya

    Rekomendasi tempat wisata di Palangka Raya selanjutnya adalah Danau Tahai, danau gambut dengan air yang berwarna kemerahan karena akar-akar pepohonan gambun yang menjalar di perairan ini.

    Daya tarik lainnya dari objek wisata Palangka Raya ini adlaah keberadaa rumah-rumah terapung yang dikenal dengan nama “Rumah Lanting” yang terhubung satu sama lainnya dengan jembatan kayu.

    Menikmati keindahan dari Danau Tahai sembari menyusuri jembatan kayu ini tentu akan jadi pengalaman yang mampu menyegarkan pikiran.

    Lokasi: Tumbang Tahai, Bukit Batu, Kota Palangka Raya.

    3.Jembatan Kayahan

    Destinasi tempat wisata di Palangkaraya

    Membentang sepanjang 640 meter melintasi Sungai Kahayan, Jembatan Kahayan memegang peranan penting dalam transportasi di Kota Palangka Raya. Selain itu, struktur megah jembatan ini juga menjelma sebagai salah satu tujuan wisata di Palangka Raya yang cukup menarik.

    Tak jauh dari obyek wisata Palangka Raya ini, terdapat Taman Pasuk Kamelus, sebuah taman kota dimana Toppers bisa menikmati keindahan dan kemegahan dari Jembatan Kahayan.

    Disarankan untuk mengunjungi destinasi tempat wisata ini di sore ini karena pemandangan matahari terbenam yang membentuk siluet Jembatan Kahayan sangatlah indah.

    Lokasi: Jl. S. Parman, Langkai, Pahandut, Kota Palangka Raya.


    SEKIAN DAN TERIMAKASIH😂😂😂

    Kamis, 16 Januari 2020

    TENTANG DIRIKU

    NAMAKU GHANI, AKU LAHIR DI BANDUNG PADA TANGGAL 3 MEI 2004.
    DAN SEKARANG AKU BERSEKOLAH DI SMKN 3 BANDUNG.
    DAN AKU MENJADI MANUSIA TERGANTENG DI DUNIA.